Kamis, 09 Juni 2016

Konsep Dasar Pemasaran Sosial dan Penerapannya

0


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang atau jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.

1.2     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud tentang konsep dasar pemasaran sosial dan penerapannya dalam kebidanan?
2.      Apa yang dimaksud pemasaran sosial?
3.      Apa yang dimaksud pemasaran sosial jasa kebidanan?

1.3     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui  tentang konsep dasar pemasaran sosial dan penerapannya dalam kebidanan.
2.      Mengetahui maksud pemasaran sosial.
3.      Mengetahui maksud dari pemasaran sosial jasa kebidanan.






1.4     Manfaat Penulisan
1.      Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi tahu dan mengerti bagaimana pokok-pokok penting dari pemasaran.

2.      Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai pokok-pokok penting dalam Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.













BAB II
PEMBAHASAN


2.1     Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Oleh karena itu proses pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan agar dapat terlaksana dengan baik, perlu diadopsi pemasaran secara umum kemudian diaplikasikan secara intern sesuai dengan kebutuhar bidan. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanar. adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur (PUS), wanita usia menopause dan lanjut usia (Lansia).
1.      Pengertian pemasaran     
Istilah pemasaran sosial (social marketing) merupakan pengalihan, istilah pemasaran (marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis, yakni strategi bisnis dari produsen untuk meyebarluaskan informasi tentang barang dan jasa atau menyebarluaskan barang dan jasa itu sendiri kepada sasaran. Secara umum pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan implementasi program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat.    
Ada dua kosep penting yang ada dalam istilah pemasaran informasi tentang barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas proses pemasaran sosial, produsen tidak hanya berpikir tentang strategi menyebarkan barang dan jasa kepada para konsumen melainkan berpikir juga tentang bagaimana mengemas informasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke konsumen, ada dua kelompok  orang : satu kelompok berhubungan langsung dengan barang dan jasa, dan kelompok lain berhubungan langsung dengan informasi tentang barang dan jasa.
Adapun jenis hubungan konsumen dengan produsen yang jelas pemasaran sosial juga dapat diartikan sebagai proses penyebaran inovasi, informasi komunikasi dan advokasi media yang berkaitan dengan tema tertentu, yang dalam komunikasi kesehatan dengan isu-isu kesehatan, terutama pemasaran tentang beragam cara yang aplikatif untuk mencegah penyakit tertentu.
Oleh karena itu, pemasaran sosial dapat dilakukan melalui kampanye media, kampanye tentang pesan-pesan kesehatan yang sudah dikemas dalam paket informasi yang lengkap yang diperuntukkan bagi semua level masyarakat (individu, kelompok, atau masyarakat) melalui pendekatan multi strategis bagi pencegahan penyakit tertentu. (National Cancer Institute, 1989; Roger, 1983)

Definisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:   
1.      Stanton (1997)
Menurut Stanton pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2.      Kotler (2000)
Menurut Kotler pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
3.      Teguh Budiarto (1993)
Menurut Teguh Budiarto pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjalankan usaha (profit dan nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa, mendistribusikan, mempromosikan melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan pemasaran.





4.      Kotler dan Roberto
Menurut Kotler dan Roberto pemasaran sosial dapat mengubah perilaku seseorang sehingga orang yang semula kurang atau bahkan tidak peduli terhadap perilakunya yang buruk, dapat menjadi seseorang yang peduli terhadap perilakunya dan mau mencoba memperbaikinya karena ia tahu bahwa perilakunya yang buruk dapat mengakibatkan efek yang negatif-terhadap proses pendidikan. 
5.      Trioso Purnawarman (2001)
Menurut Trioso Purnawarman pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana  individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
6.      Pengertian Umum
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang bertujuan mengubah pola pengetahuan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Konsep pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi; kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
a.       Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan di mana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar atau kepuasan yang dimiliki seseorang tersebut tidak terbatas. Misalnya ketika seseorang telah mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, pasti pada saat tertentu ia juga ingin mendapatkan pelayanan yang sama di tempat lain. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau penyedia barang atau jasa, namun sudah ada dalam hati setiap individu.
Keinginan (wishes) adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sehingga kadang kala seseorang yang sebenarnya hanya tidak terkendali sehingga kebutuhan mereka menjadi banyak.
Permintaan (demands) adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa penyedia barang atau jasa tidak menciptakan kebutuhan : kebutuhan sudah ada sebelumnya. Penyedia barang atau jasa mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok dan menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
b.      Produk     
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan masyarakat.
c.       Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendaparkan produk baik dengan memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
d.      Pertukaran
Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan atau dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan. Pertukaran baru akan terjadi apabila kedua belah pihak dapat menyetujui syarat pertukaran dan masing-masing mendapatkan keuntungan dari pertukaran tersebut.
e.       Pasar         
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia serta mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.






Pemasaran sosial merupakan strategi yang bertujuan mengubah pola pengetahuan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dengan pendekatan penerapan yang sama dengan pemasaran bisnis (commercial marketing). Contoh :         
1)      Kekurangan gizi atau malnutrisi  
2)      Busung lapar atau marasmus       
3)      Program Keluarga Berencana/KB           
Pemasaran sosial adalah penerapan teknik pemasaran niaga untuk mencapai suatu tujuan sosial yang bermanfaat (HIV/AIDS Prevention Project (HAPP), 1999). Tujuan sosial itu bisa meliputi kampanye keluarga berencana, penurunan pemakain rokok, pemakaian sabuk pengaman, pencegahan HIV/AIDS, dan sebagainya.
Teknik pemasaran sosial ini jika diaplikasikan dengan baik, maka profesi bidan akan menjadi peluang wirausaha yang menjanjikan. Seorang wirausaha sosial juga harus mengabdikan kemampuannya ini untuk memperkenalkan solusi baru pada masalah-masalah sosial. Individu-individu unik yang ditemui di segala lingkup budaya ini, adalah mereka yang dapat melihat jauh ke depan langkah apa yang harus diambil dalam bidangnya : baik itu lingkungan, pendidikan, pengembangan masyarakat, kesehatan, atau bidang-bidang lain yang berhubungan dengan kebutuhan manusia. Mereka ini tanpa berhenti mengejar visi mereka hingga menjadi kenyataan baru dalam masyarakat tempat mereka tinggal dan juga di wilayah yang lebih luas. Seorang wirausaha harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut :
1.      Ide baru yaitu apakah orang tersebut betul-betul memiliki ide baru untuk menyelesaikan kebutuhan sosial. Sebagai contoh pembangunan klinik baru. Apakah klinik tersebut mempunyai visi dari sebuah pola baru dari pelayanan kesehatan yang menjanjikan perubahan pada klinik di seluruh wilayah sebauh negara atau di daerah yang lebih luas lagi.
2.      Kreatif, seorang wirausaha sosial yang sukses haruslah kreatif dalam menentukan tujuan dan dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak terelakkan muncul saat ia mengejar visinya tersebut. Mereka harus menggunakan daya kreativitasnya dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, agar mencapai sukses. Untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki daya kreativitas esensial tersebut atau tidak.
3.      Kemampuan berwirausaha, wirausaha sosial bersifat praktis dan  pragmatis : mereka mengetahui bagaimana mengatasi rintangan, dan mereka dikendalikan oleh ide dan niat mereka untuk membuat ide tersebut menjadi kenyataan.
4.      Dampak sosial, seorang wirausahawan haruslah beride baru, praktis, dan cukup berguna, sehingga akan digunakan oleh orang lain begitu ide tersebut diaplikasikan. Sebagai contoh sebuah klinik kesehatan di pedesaan, harus berpotensi secara fundamental mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan di pedesaan. Oleh karena itu konsep wirausaha sosial tidak hanya memerlukan orang yang luar biasa untuk mengembangkan sebuah ide tetapi juga memilki kekuatan, ide praktis yang akan layak berkembang dengan benar.
5.      Karakter etis, adalah seseorang yang dapat menjalankan fungsi-fungsi layanan public, atau orang yang dapat dipercaya dan menjaga kehormatannya. Mereka harus kenal perubahan struktural yang besar dalam masyarakat atau individu yang memilki penilaian yang tepat akan sesuatu hal dan berkarakter dapat dipercaya untuk menuntun proses perubahan dalam arah yang positif.












2.2     Proses Pemasaran
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisasikan, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Proses pemasaran dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Langkah ke-1 adalah analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi-institusi atau stakeholder yang dapat membantu dan bekerjasama.
2.      Langkah ke-2 yaitu melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap produk dan jasa pelayanan yang akan diberikan,
3.      Langkah ke-3 adalah menyusun strategi pemasaran. Strategi yang digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1.      Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2.      Faktor makro, yaitu demografi atau ekonomi, politik atau hukum, teknologi atau fisik dan sosial atau budaya.
4.      Langkah ke-4 adalah monitoring dan evaluasi, kegiatan monitoring adaiah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau belum.
5.      Langkah ke-5 adalah pelaksaanan proses pemasaran. Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesan-pesan sehingga akan mudah diingat oleh masyarakat luas ataupun khususnya bagi konsumen.






2.3     Tujuan Pemasaran sosial
Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dapat terjual dengan sendirinya. Pemasaran sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.       Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.    
b.      Memberikan  pelayanan  sesuai  dengan  standar  praktik, keterampilan yang mantap (dalam memberikan pelayanan kepada klien).
c.       Menurunkan sensitivitas klien pada tariff.
d.      Rekomendasi (pemasaran) gratis dari mulut ke mulut.
e.       Menghemat biaya pemasaran
f.       Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
g.      Peningkatan pendapatan (pembelian silang antara jasa dan produk, peningkatan freukensi pembelian)
Manfaat pemasaran sosial adalah meningkatkan kepuasan kelompok sasaran, meningkatkan daya tarik program berbagai kemungkinan sumber daya baru, dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program.


2.4     Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Strategi pemasaran dapat dibedakan dari dua sudut pandang yaitu dari penjual dan pembeli. Strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual dapat disingkat dalam (4P), yaitu :
a.       Tempat yang strategis (place)
b.      Produk yang bermutu (product)        
c.       Harga yang kompetitif (price)
d.      Promosi yang gencar (promotion)   






Sedang dari sudut pandang pembeli atau customer, yaitu (4C) :
a.       Kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wishes)
b.      Biaya pembeli (cost to the customer)     
c.       Kenyamanan (convenience) 
d.      Komunikasi (communication)
 Pemasaran dilaksanakan berdasarkan lima komponen yang terkenal dengan istilah 4P 1C, yaitu :
1.      Product
Produk adalah produk atau pelayanan yang disediakan, didefinisikan sebagai objek fisik, pelayanan organisasi dan ide. Produk juga dapat diartikan sebagai paket keseluruhan berupa barang dan jasa yang menjadi fokus transaksi antara pemasar dan target pasar.
2.      Price
Adalah harga yang ditetapkan yang berhubungan dengan penjualannya. Dalam pemasaran sosial, harga dapat dihitung dari respons perilaku yang diharapkan, harga psikologis, harga sosial, dan harga yang dibutuhkan karena waktu dan usaha yang dilakukan.
3.      Place
Adalah tempat jasa ditawarkan atau tempat untuk mendistribusikan produk.      
4.      Promotion
Adalah alat utama untuk melakukan komunikasi persuasif dalam memberi kesadaran konsumen tentang kebutuhannya. Promosi dapat melibatkan iklan, publikasi, kontak personal, keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.
5.      Constumer
Constumer adalah pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa individu, keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.





Selain 4P, Adrian Payne menambahkan perlunya orang (people), yaitu elemen esensial yang penting dalam produksi dan penyelenggaraan pelayanan yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih kompetitif, dan proses yaitu prosedur, mekanisme rutin ketika pelayanan diselenggarakan bagi pelanggan.
Suksesnya program pemasaran terutama bergantung pada derajat perpaduan antara lingkungan eksternal dan kemampuan internal organisasi. Dengan demikian, pemasaran sebagai suatu proses memadukan dan khususnya penting dalam konteks pelayanan.
Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (total customer satisfaction). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita inginkan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali nienjalankan manajeman mutu total (Total Quality Mariagement).

2.5     Langkah-langkah Pemasaran Jasa
1.      Memahami konsumen serta kebutuhan dan keinginannya
a.       Mengumpulkan informasi
1)      Jumlah populasi keseluruhan
2)      Jumlah perempuan belum nikah        
3)      Jumlah perempuan nikah
4)      Jumlah bayi dan balita
5)      Kondisi ekonomi
6)      Kebiasaan mempergunakan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan    reproduksi.
b.      Analisa atau menyimpulkan informasi
1)      Menentukan prioritas target konsumen yang dituju
2)      Prioritas 1 : target konsumen utama
3)      Prioritas 2 : target konsumen utama

c.       Menentukan desain pelayanan
1)      Menerjemahkan kebutuhan target konsumen utama dan pendukung jenis pelayanan apa yang ditawarkan, buat secara rinci
2)      Mengidentifikasikan kebutuhan sumber utama
3)      Persiapan operasional pelayanan termasuk pemilihan lokasi
2.      Mempromosikan jasa       
Jasa   yang   sudah   didesain,   dipromosikan   dengan menggunakan media.
a.       media promosi sederhana dan praktis        
b.      peran word of mouth sebagai sarana promosi     
3.      Menetapkan tarif pelayanan               
Tarif pelayanan atau harga secara sederhana dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang ditagihkan terhadap suatn produk atau jasa. Jumlah tersebut merupakan nilai yang diperlukan konsumen untuk mafaat karena memiliki barang atau menikmati, menggunakan jasa pelayanan yang diberikan. Harga merupakan satu-satunya elemen produk yang menghasilkan pendapatan. Elemen lain mewakili biaya.
4.      Membangun kemitraan dan kepercayaan konsumen dan masyarakat 
Mitra pelayanan adalah semua pihak baik institusi atau lembaga formal dan non formal maupun perorangan atau individu yang ada dalam masyarakat yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mendukung bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada konsumen dan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mitra pelayanan tersebut meliputi :
a.       Institusi atau lembaga pelayanan kesehatan : Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik Dokter dll
b.       Muspida : Camat, Lurah, PKK, dll
c.       Institusi atau lembaga keuangan : Koperasi, Bank, Perusahaan pemasok dll
d.      Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
e.       Institusi keagamaan dan Institusi Pendidikan
5.      Membina hubungan dan mendayaguna potensi pelayanan
Mitra pelayanan bisa sangat berperari penting untuk mendukung keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan mandiri. Bidan dapat memanfaatkan potensi mitra pelayanan untuk membantu meningkatkan kualitas dan efektifitas pelayanan kebidanan yang diberikan bidan.
6.      Membangun kepercayaan konsumen dan masyarakat
Titik awal keberhasilan pelayanan kebidanan sangat ditentukan oleh besarnya kepercayaan yang diberikan konsumen dan masyarakat terhadap individu bidan sebagai penyedia jasa. Kepercayaan konsumen terbangun melalui proses pembentukan persepsi konsumen yang memakan waktu panjang
7.      Manajemen pelayanan yang berfokus pada pelanggan
Inti dari manajemen pelayanan kebidanan adalah mendayagunakan input yang telali terstandar (Kajian Mandiri Bidan Delima) melalui alur dan kiat manajemen operasional (yang menunjang asuhan) dan manajemen asuhan kebidanan. Manajemen yang handal (terstandar) akan menghasilkan kesejahteraan ibu, bayi dan kepuasan pelanggan serta kepuasan bidan sebagai pemberi pelayanan.
2.6     Karakteristik pemasaran jasa kebidanan
Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang spesifik karena berhadapan langsung dengan individu. Karakteristik pemasaran jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :
1.      Bersifat sukarela.
Tidak memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Klien bebas menentukan pilihan pelayanan.
2.      Kontak secara personal.
Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan harus melakukan kontak langsung secara personal dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
3.      Berpacu dengan waktu
Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segara dengan mempertimbangkan keadaan klien.
4.      Sensitif (terutama kesehatan reproduksi).
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif sehingga klien enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan dan membicarakan masalah reproduksi tersebut. Sikap yang menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang bidan akan membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang kita berikan.



2.7  Pemasaran Jasa dalam Pelayanan Kebidanan
Pemasaran jasa dalam pelayanan kebidanan memiliki empat komponen utama, yaitu :
1.      Klien atau Pelanggan
Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki kedudukan sangat penting. Tipe pelanggan terdiri dari pelanggan perantara, pelaggan konsumen, pelanggan internal dan pelanggan prospek.
2.      Kompetisi
Melalui keberadaan profesi lain akan tercipta iklim kompetisi yang apabila dikelola dengan baik, maka akan memotivasi bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
3.      Jaringan
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemsaran pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan atau asuransi.
4.      Klinik
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan yang mencakup kekuatan merek, proses pelayanan, keunggulan kompetitif, dan tarif pelayanan.
Proses pemasaran pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok :
1.      Internal
Melalui promoi internal, penawaran kemudahan dan role model.
2.      Interaktif
Melalui rujukan, interaksi individual dan komunikasi verbal.
3.      Eksternal
a.        Melalui iklan di media massa, materi promosi dan program khusus.
b.        Setiap usaha pada dasarnya menawarkan produk tertentu kepada masyarakat sebagai target konsumennya. Konsep pemasaran modern terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
1)      Mengetahui keinginan calon pembeli.
2)      Melakukan kegiatan pemasaran terpadu.
3)      Memperoleh laba dan konsumen.

A.    Produk Pelayanan Kebidanan   
Produk utama yang ditawarkan dalam profesi bidan adalah memberikan jasa pelayanan kesehatan khususnya bagi perempuan bagi perempuan dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan). Dalam memberikan jasa pelayanan diperlukan produk pendukung berupa barang, obat-obatan, alat kesehatan, perlengkapan, persalinan dan sebagainya sehingga dapat disimpulkan bahwa produk yang ditawarkan merupakan kombinasi barang dan jasa, dengan jasa sebagai produk utama dan barang sebagai produk pendukung.
Keberhasilan bidan dalam mengelola usahanya sangat ditentukan oleh kemampuan meramu dan mengelola kedua jenis produk tersebut secara efektif. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan kebutuhan perempuan dan anaknya.
B.     Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat hubungannya dengan wewenang profesi bidan (Kepmenkes RI No.900/SK/VII/2002), mencakup :
1.       Pelayanan kebidanan
2.       Pelayanan keluarga berencana
3.       Pelayanan kesehatan masyarakat
C.     Desain jasa pelayanan BPS  
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu ditentukan karena beberapa pertimbangan untuk menentukan fokus pada persiapan :   
1.      Persiapan sumber daya
2.      Meletakkan harapan konsumen secara tepat
3.      Memudahkan mengembangkan jasa
D.    Difusi inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan informasi atau material baru dan satu sumber kepada para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial, dalam konsep sosiologi-antropologi, disebut dengan difusi inovasi. Divusi inovasi merupakan model penyebarluasan gagasan atau material (teknologi) yang diperkenalkan oleh Everet M. Rogers. Rogers mengetengahkan cara penyebarluasan inovasi (misalnya gagasan baru, pendekatan baru, dan strategi baru) melaiui saluran tertentu (umumnya sistem sosial tradisional-modem) dalam suatu waktu tertentu kepada sejumlah anggota masyarakat atau komunitas dalam suatu sistem sosial.
Asumsi dari suatu inovasi adalah, ada jenis-jenis gagasan tertentu yang perlu diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu sistem sosial karena mereka sangat rnernbutuhkan informasi tersebut dari para pemuka pendapat dalam sistem sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi terjadi kalau para anggota sistem sosial itu menerima inovasi tersebut.        




 
Schinke dan Orlandi (1991) mengemukakan bahwa inovasi itu selalu menghasilkan suatu perubahan melaiui 5 tahap :
a.       Mobilisasi
Aktivas dari pemrakarsa inovasi untuk menggerakan seluruh unsur yang berkepentingan dalam proses komunikasi kesehatan. Misalnya, aktivitas untuk menggerakkan para komunikator kesehatan (penyuluh, pelatih, guru, mentor, dan lain-lain), merancang informasi, memilih media, mempersiapkan audiens atau kelompok sasaran agar komunikasi rnenjadi efektif dan efisien.
b.      Adopsi
Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk merancang informasi, kemudian dikirimkan melalui pilihan media tertentu, lalu mengupayakan metode dan strategi penyampaian dan aktivitas reaksi atau respons dari audiens terhadap informasi dalam bentuk menjadikan informasi itu sebagai sumber untuk mengubah keadaan audiens.
c.       Implementasi
Aktivitas bersama antara inovator dengan audiens untuk rnenerapkan gagasan, informasi, teknologi baru di tengah-tengah audiens.          
d.      Pemeliharaan
Aktivitas bersama antara inovator dengan audiens untuk memelihara kelangsungan penerimaan dan pelaksanaan gagasan, informasi dan teknologi yang telah diterirna (adopsi)



e.       Evolusi
Aktivitas bersama antara inovator dan audiens untuk mengimplementasikan dan memelihara seluruh inovasi baru agar inovasi itu tetap berkesinambungan.









2.8     Peran Pemasaran Dalam Pelayanan Kebidanan
Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah untuk :
1.      Menciptakan diferensiasi
Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yamg diberikan). Disertifikasi jenis layanan yang disertai dengan peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.

2.      Manajemen kualitas pelayanan
Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan kepada klien sehingga ia dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
3.      Meningkatkan produktivitas
Tenaga kesehatan dituntut untuk memperluas wawasan keilmuannya serta keterampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien.

A.    Pemasaran Sosial dan Publikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan dapat dilakukan melalui beragam kegiatan : kampanye, propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain. Setiap kegiatan semacam itu merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa sehingga dapat memuaskan audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas informasi telah terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan melalui difusi-inovasi. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan model atau strategi yang dipinjam dari teori belajar sosial (social learning)-Albert Bandura) dan pemasaran sosial (social marketing-Philip Kotler) (Backer and Rogers,1992)
Contoh, kita ingin mempromosikan gagasan tentang pencegahan merokok dan pencegahan minum jamu. Untuk itu kita harus terlibat dalam proses komunikasi yang menghubungkan kita dengan audiens yang ada dalam sistem sosial. Hal ini karena para perokok dan peminum jamu ada dalam sistem tersebut, atau mereka “bukan” dalam sistem kita. Dari para perokok dan peminum jamu itu lali kita akan mengetahui nilai apa yang menjadi rujukan mereka, norma apa yang mereka ikuti, dan siapa yang mereka ikuti sebagai orang yang berpengaruh. Dari sinilah kita akan merumuskan informasi kesehatan untuk menyentuh mereka, mengadakan perubahan atas pikiran dan pandangan mereka, dan mengubah sikap mereka untuk tidak merokok atau minum jamu. Itulah target kampanye kita, target agar audiens sasaran tidak minum jamu.
Kadang-kadang kita harus berfikir bahwa kita tidak bisa mempengaruhi audiens hanya dengan menggunakan satu cara saja karena hasilnya akan sangat terbatas. Oleh karena itu, kita harus mengadakan penelitian awal untuk memilih salah satu dari banyak cara mempengaruhi audiens.

William Me Guire (1991) menyusun beberapa tahap yang harus dilakukan audiens ketika meraka menerima pesan (dan ini perlu diperhatikan ketika   kita menyebarluaskan pesan kepada mereka). Ada beberapa masalah yang sering ada pada audiens, antara lain :
a.       Berhadapan dengan pesan yang menerpa mereka
b.      Memperhatikan pesan   
c.       Berminat terhadap pesan yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari      
d.      Memahami pesan
e.       Menerima pesan demi pembentukan perilaku dia        
f.       Menerima perubahan
g.      Mengingat pesan dan meneruskan pesan itu kepada orang yang setuju dengan dia
h.      Berfikir lebih maju
i.        Membuat keputusan sebagai reaksi atas pesan yang dia terima
j.        Memutuskan perilaku tertentu
k.      Menerima pesan sebagai sesuatu yang positif mendukung perilaku dia yang sudah ada









B.     Pemasaran Sosial dan Advokasi Media
Perkernbangan pemasaran kini hampir tidak mungkin tanpa menggunakan media, karena itu peranan media hampir tidak mungkin diabaikan begitu saja. Inilah yang disebut sebagai iasa advokasi media. Advokasi media meliputi kesepahaman dan kerjasama dengan media untuk membangkitkan perhatian publik terhadap isu atau perilaku yang akan diadopsikan. Kita akan meminta bantuan media untuk menggambarkan segala sesuatu rnengenai produk yang man diadopsikan itu secara rinci, misalnya jenis produk itu, apa keuntungan dan kerugian, bagaimana cara mendapatkan produk itu, dll. Pada tahap inilah pemasaran sosial berfungsi mempengaruhi perilaku audiens, dan advokasi media bermanfaat mengirimkan informasi secara berulang kali sebagai pendamping bagi perubahan audiens.   



C.     Proses Kerja Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial yang akan dibahas di sini merupakan konsep yang dipinjam dari pemasaran komersial yang lajim digunakan untuk menjual produk atau gagasan demi memenuhi kebutuhan publik. Kunci sukses pemasaran sosial (misalnya metode kampanye) terletak pada pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan bersama "dengan" populasi sasaran, berarti pula tidak sekedar pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan kepada populasi sasaran. Kata "dengan" menunjukkan bahwa ada kecenderungan populasi sasaran lebih suka pada perubahan yang dirancang bersama-sama dengan mereka.

D.    Pemasaran Sosial dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan seseorang untuk rnelakukan komunikasi informasi tentang kesehatan secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa rnembuat keputusan yang benar (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Apakah pemasaran sosial dalam bidang kesehatan dapat menggunakan metode penyuluhan? Kita dapat memanfaatkan metode dan teknik penyuluhan dalam menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan agar kelompok sasaran dapat memutuskan sikap rnereka (pendapat, perasaan, dan perilaku tindakan tertentu)
Umumnya, para peminat penyuluhan (pakar dan praktisi penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan melalui difusi-inovasi dengan membagi kategori audiens yang menjadi pangsa penyuluhan sebagai berikut :
a.       Innovators atau kira - kira 2,5% dari penduduk
b.      Orang yang cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaru dapat dliketahui sebagi early adopters yang jumlahnya kira-kira 13.5% dari pasar. Mereka adalah konsiimen baru yang ingin memiliki inovasi pada tingkat rendah terhadap pelayanan kesehatan baru dengan nilai yang tinggi.
c.       Early majority dan late majority jumlahnya adalah pasar potensial kira-kira 64% dari semua, dan banyak orang ada dalam kategori ini.
d.      Laggards adalah orang yang baru tertarik dengan pelayanan kesehatan yang baru, jumlahnya kira-kira 20%.

2.9     Program Menjaga Mutu
Adalah proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan, standar yang ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Jika dilaksanakan dengan baik maka profesi mandiri bidan suatu bentuk kewirausahaan yang menjanjikan. Demikian juga dalam pelayanan kebidanan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang bermutu program menjaga mutu (Quality Asurance Program).

2.10 Sasaran program menjaga mutu
Adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Jika diketahui bahwa pada setiap pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur yang bersifat pokok yakni unsur masukan (input), proses (process), lingkungan (environtment), dab keluaran (output)).
a)      Unsur masukan
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan. Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.  


     
b)      Unsur kesehatan
Keadaan di sekitar yang mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan di sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen.
c)      Unsur proses
Semua yang dilakukan pada waktu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat di bedakan atas 2 macam yakni tindakan medis dan tindakan nonmedis.
d)     Unsur keluaran
Menunjukan pada penampilan (performance) pelayanan kesehatan. Penampilan di bedakan atas 2 macam : penampilan aspek medis pelayanan kesehatan dan aspek nonmedis pelayanan asuhan kebidanan.

2.11 Standar Pelayanan Minimal
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, standar persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan bermutu adalah :
1.      Sumber daya manusia ( standar of person)
2.      Manajeman ( standar of organization and manajemen)
3.      Sarana (standar of facility)

A.    Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah memberikan apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menjalankan manajemen mutu total (total quality manajemen).

B.     Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsug terlibat dalam mendapatkan dan mngunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (swastha, dkk, 1997).



Perilaku konsumen mempelajari dimana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merek tertentu. Kesemuanya ini sangat  membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijakan pemasaran sebuah instesi. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah :
a.       Iniator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.
b.      Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara disengaja atau tidak.
c.       Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Apa yang akan di beli dan bagaimana membelinya.
d.      Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e.       User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologi, social, dan antropologi.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi instasi dalam menentukan desain produk, harga, saluran, distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran instasi.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalan sebagai berikut :
1)      Teori Ekonomi Mikro
Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh keouasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar marginal utility yang di turunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain.
2)      Teori Psikologi
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat komplek dalam menganalisis perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara lansung.
3)      Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainnya.






























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pemasaran identik dengan proses perdagangan barang yang diorentasikan sebagi proses jual beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika kita membahas tentang penyediaan jasa.
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara lebih mendalam.Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang atau jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon pengantin, Pasangan usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.
Dari beberapa defenisi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menuikar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan.

3.2  Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan  informasi kepada pembaca tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan. Kelompok mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.






DAFTAR ISI

A. Aziz Alimul Hidayat. (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
A. Aziz Alimul Hidayat (2002), Pengantar Pedidikan Keperawatan, Jakarta: CV. Sagung Selo,
Alfaro Rosalida (2002), Application of Nursing Procces, A Step By Step Guide, Philadelphia, JB Lippicott
Asri Hidayat, dan Mufdlilah 2008. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Arsinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bart smet. (1994). Psikolog Kesehatan. PT Grasindo. Jakarta.
Dadang Hawari. (2001). Manajemen Stress, Cemas & Depresi, FKUI Jakarta.
Julia B. George. (1989). Nursing theories the Base of Professional Nursing Practise. Third edition. New Jersey
Kozioner B. (1997).  Fundamental of nursing Concep and Procedure, California Anderson Wesley Publishing co
Le ode Jumadi gattar (1999).  Pengantar keperawatan professional, EGC, Jakarta
Nursalam (2001). Proses dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medica.
Soepardan, Suryani, 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Sujianti, dan Susanti, 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan ”Teori & Aplikasi”. Yogyakarta: Nusa Medika.


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net