BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan
tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan
kebidanan secara lebih mendalam.
Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual
produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan
mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Pemasaran juga merupakan hal
yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa dalam bentuk
pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara
hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang atau jasa,
pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam
pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause dan
lanjut usia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tentang konsep dasar pemasaran
sosial dan penerapannya dalam kebidanan?
2. Apa yang dimaksud pemasaran sosial?
3. Apa yang dimaksud pemasaran sosial jasa kebidanan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang konsep dasar
pemasaran sosial dan penerapannya dalam kebidanan.
2. Mengetahui maksud pemasaran sosial.
3. Mengetahui maksud dari pemasaran sosial jasa kebidanan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.
Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi tahu dan mengerti bagaimana pokok-pokok penting dari pemasaran.
2.
Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi tenaga kesehatan
khususnya bidan mengenai pokok-pokok penting dalam Pemasaran Sosial Jasa Asuhan
Kebidanan.
3.
Bagi Institusi
Pendidikan
Menambah pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya
bidan perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan
secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan,
ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Oleh karena itu proses pemasaran sosial jasa
asuhan kebidanan agar dapat terlaksana dengan baik, perlu diadopsi pemasaran
secara umum kemudian diaplikasikan secara intern sesuai dengan kebutuhar bidan.
Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanar. adalah ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur (PUS),
wanita usia menopause dan lanjut usia (Lansia).
1.
Pengertian
pemasaran
Istilah pemasaran sosial (social marketing)
merupakan pengalihan, istilah pemasaran (marketing) dalam ilmu ekonomi bisnis,
yakni strategi bisnis dari produsen untuk meyebarluaskan informasi tentang
barang dan jasa atau menyebarluaskan barang dan jasa itu sendiri kepada
sasaran. Secara umum pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan
dan implementasi program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan
suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada
masyarakat.
Ada dua kosep penting yang ada dalam istilah
pemasaran informasi tentang barang dan jasa. Jadi, dalam aktivitas proses
pemasaran sosial, produsen tidak hanya berpikir tentang strategi menyebarkan
barang dan jasa kepada para konsumen melainkan berpikir juga tentang bagaimana
mengemas informasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke konsumen, ada
dua kelompok orang : satu kelompok
berhubungan langsung dengan barang dan jasa, dan kelompok lain berhubungan
langsung dengan informasi tentang barang dan jasa.
Adapun jenis hubungan konsumen dengan produsen
yang jelas pemasaran sosial juga dapat diartikan sebagai proses penyebaran
inovasi, informasi komunikasi dan advokasi media yang berkaitan dengan tema
tertentu, yang dalam komunikasi kesehatan dengan isu-isu kesehatan, terutama
pemasaran tentang beragam cara yang aplikatif untuk mencegah penyakit tertentu.
Oleh karena itu, pemasaran sosial dapat
dilakukan melalui kampanye media, kampanye tentang pesan-pesan kesehatan yang
sudah dikemas dalam paket informasi yang lengkap yang diperuntukkan bagi semua
level masyarakat (individu, kelompok, atau masyarakat) melalui pendekatan multi
strategis bagi pencegahan penyakit tertentu. (National Cancer Institute, 1989;
Roger, 1983)
Definisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1.
Stanton (1997)
Menurut
Stanton pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.
2.
Kotler (2000)
Menurut
Kotler pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran
merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing
pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap
menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
3.
Teguh Budiarto (1993)
Menurut
Teguh Budiarto pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjalankan usaha
(profit dan nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa,
mendistribusikan, mempromosikan melalui proses pertukaran agar memuaskan
konsumen dan mencapai tujuan pemasaran.
4.
Kotler dan Roberto
Menurut
Kotler dan Roberto pemasaran sosial dapat mengubah perilaku seseorang sehingga
orang yang semula kurang atau bahkan tidak peduli terhadap perilakunya yang
buruk, dapat menjadi seseorang yang peduli terhadap perilakunya dan mau mencoba
memperbaikinya karena ia tahu bahwa perilakunya yang buruk dapat mengakibatkan
efek yang negatif-terhadap proses pendidikan.
5.
Trioso Purnawarman (2001)
Menurut
Trioso Purnawarman pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
6.
Pengertian Umum
Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang bertujuan mengubah pola pengetahuan,
sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Konsep pemasaran tersebut berdasarkan pada
prinsip inti yang meliputi; kebutuhan (needs), produk (goods, services and
idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi,
hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
a.
Kebutuhan, Keinginan, dan
Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan
permintaan. Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan di mana manusia
merasa tidak memiliki kepuasan dasar atau kepuasan yang dimiliki seseorang
tersebut tidak terbatas. Misalnya ketika seseorang telah mendapatkan pelayanan
kesehatan yang paripurna, pasti pada saat tertentu ia juga ingin mendapatkan
pelayanan yang sama di tempat lain. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat
atau penyedia barang atau jasa, namun sudah ada dalam hati setiap individu.
Keinginan (wishes) adalah hasrat akan suatu hal
sesuai dengan kebutuhannya tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan
dan institusi sosial. Sehingga kadang kala seseorang yang sebenarnya hanya
tidak terkendali sehingga kebutuhan mereka menjadi banyak.
Permintaan (demands) adalah keinginan akan
sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan
menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan
bahwa penyedia barang atau jasa tidak menciptakan kebutuhan : kebutuhan sudah ada
sebelumnya. Penyedia barang atau jasa mempengaruhi keinginan dan permintaan
dengan membuat suatu produk yang cocok dan menarik, terjangkau dan mudah
didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
b.
Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan masyarakat.
c.
Transaksi
Transaksi merupakan proses seseorang mendaparkan
produk baik dengan memproduksi sendiri, pemaksaan, meminta maupun pertukaran.
d.
Pertukaran
Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang
yang dibutuhkan atau dikehendaki seseorang dengan menawarkan suatu imbalan.
Pertukaran baru akan terjadi apabila kedua belah pihak dapat menyetujui syarat
pertukaran dan masing-masing mendapatkan keuntungan dari pertukaran tersebut.
e.
Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan yang
potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia serta mampu melaksanakan
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pemasaran sosial merupakan strategi yang
bertujuan mengubah pola pengetahuan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dengan pendekatan penerapan yang sama dengan pemasaran bisnis
(commercial marketing). Contoh
:
1)
Kekurangan gizi atau
malnutrisi
2)
Busung lapar atau
marasmus
3)
Program Keluarga
Berencana/KB
Pemasaran sosial adalah penerapan teknik
pemasaran niaga untuk mencapai suatu tujuan sosial yang bermanfaat (HIV/AIDS
Prevention Project (HAPP), 1999). Tujuan sosial itu bisa meliputi kampanye
keluarga berencana, penurunan pemakain rokok, pemakaian sabuk pengaman, pencegahan
HIV/AIDS, dan sebagainya.
Teknik pemasaran sosial ini jika diaplikasikan
dengan baik, maka profesi bidan akan menjadi peluang wirausaha yang menjanjikan.
Seorang wirausaha sosial juga harus mengabdikan kemampuannya ini untuk
memperkenalkan solusi baru pada masalah-masalah sosial. Individu-individu unik yang
ditemui di segala lingkup budaya ini, adalah mereka yang dapat melihat jauh ke
depan langkah apa yang harus diambil dalam bidangnya : baik itu lingkungan,
pendidikan, pengembangan masyarakat, kesehatan, atau bidang-bidang lain yang
berhubungan dengan kebutuhan manusia. Mereka ini tanpa berhenti mengejar visi
mereka hingga menjadi kenyataan baru dalam masyarakat tempat mereka tinggal dan
juga di wilayah yang lebih luas. Seorang wirausaha harus mempunyai kualifikasi
sebagai berikut :
1.
Ide baru yaitu apakah orang
tersebut betul-betul memiliki ide baru untuk menyelesaikan kebutuhan sosial.
Sebagai contoh pembangunan klinik baru. Apakah klinik tersebut mempunyai visi
dari sebuah pola baru dari pelayanan kesehatan yang menjanjikan perubahan pada
klinik di seluruh wilayah sebauh negara atau di daerah yang lebih luas lagi.
2.
Kreatif, seorang wirausaha sosial
yang sukses haruslah kreatif dalam menentukan tujuan dan dalam memecahkan
masalah-masalah yang tidak terelakkan muncul saat ia mengejar visinya tersebut.
Mereka harus menggunakan daya kreativitasnya dari hari ke hari, dari tahun
ke tahun, agar mencapai sukses. Untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki
daya kreativitas esensial tersebut atau tidak.
3.
Kemampuan berwirausaha,
wirausaha sosial bersifat praktis dan pragmatis
: mereka mengetahui bagaimana mengatasi rintangan, dan mereka dikendalikan oleh
ide dan niat mereka untuk membuat ide tersebut menjadi kenyataan.
4.
Dampak sosial, seorang
wirausahawan haruslah beride baru, praktis, dan cukup berguna, sehingga akan
digunakan oleh orang lain begitu ide tersebut diaplikasikan. Sebagai contoh
sebuah klinik kesehatan di pedesaan, harus berpotensi secara fundamental
mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan di pedesaan. Oleh karena itu konsep
wirausaha sosial tidak hanya memerlukan orang yang luar biasa untuk
mengembangkan sebuah ide tetapi juga memilki kekuatan, ide praktis yang akan
layak berkembang dengan benar.
5.
Karakter etis, adalah seseorang
yang dapat menjalankan fungsi-fungsi layanan public, atau orang yang dapat
dipercaya dan menjaga kehormatannya. Mereka harus kenal perubahan struktural
yang besar dalam masyarakat atau individu yang memilki penilaian yang tepat
akan sesuatu hal dan berkarakter dapat dipercaya untuk menuntun proses
perubahan dalam arah yang positif.
2.2 Proses Pemasaran
Proses pemasaran terdiri dari analisis peluang
pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,
merancang program pemasaran, dan mengorganisasikan, melaksanakan serta
mengawasi usaha pemasaran.
Proses pemasaran dapat dijelaskan lebih rinci
dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Langkah ke-1 adalah analisis
yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi-institusi
atau stakeholder yang dapat membantu
dan bekerjasama.
2.
Langkah ke-2 yaitu melakukan
riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap
produk dan jasa pelayanan yang akan diberikan,
3.
Langkah ke-3 adalah menyusun
strategi pemasaran. Strategi yang digunakan disini merupakan serangkaian
tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1.
Faktor mikro, yaitu perantara
pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2.
Faktor makro, yaitu demografi
atau ekonomi, politik atau hukum, teknologi atau fisik dan sosial atau budaya.
4.
Langkah ke-4 adalah monitoring
dan evaluasi, kegiatan monitoring adaiah proses untuk menemukan kekurangan atau
kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan
untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau
belum.
5.
Langkah ke-5 adalah
pelaksaanan proses pemasaran. Kegiatan ini menggunakan media yang telah
dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesan-pesan sehingga akan mudah
diingat oleh masyarakat luas ataupun khususnya bagi konsumen.
2.3 Tujuan Pemasaran sosial
Mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk cocok dengannya dapat terjual dengan sendirinya. Pemasaran
sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.
Memberikan pelayanan yang bermutu
yang dibutuhkan masyarakat.
b.
Memberikan
pelayanan sesuai dengan standar praktik, keterampilan
yang mantap (dalam memberikan pelayanan kepada klien).
c.
Menurunkan sensitivitas klien
pada tariff.
d.
Rekomendasi (pemasaran) gratis
dari mulut ke mulut.
e.
Menghemat biaya pemasaran
f.
Penurunan biaya melayani klien
yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
g.
Peningkatan pendapatan
(pembelian silang antara jasa dan produk, peningkatan freukensi pembelian)
Manfaat pemasaran sosial adalah meningkatkan
kepuasan kelompok sasaran, meningkatkan daya tarik program berbagai kemungkinan
sumber daya baru, dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program.
2.4 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan serangkaian
tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Strategi pemasaran dapat dibedakan dari dua
sudut pandang yaitu dari penjual dan pembeli. Strategi dan kiat pemasaran dari
sudut pandang penjual dapat disingkat dalam (4P), yaitu :
a.
Tempat yang strategis (place)
b.
Produk yang bermutu (product)
c.
Harga yang kompetitif (price)
d.
Promosi yang gencar
(promotion)
Sedang dari sudut pandang pembeli atau customer,
yaitu (4C) :
a.
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
(customer needs and wishes)
b.
Biaya pembeli (cost to the
customer)
c.
Kenyamanan (convenience)
d.
Komunikasi (communication)
Pemasaran dilaksanakan berdasarkan lima
komponen yang terkenal dengan istilah 4P 1C, yaitu :
1.
Product
Produk
adalah produk atau pelayanan yang disediakan, didefinisikan sebagai objek
fisik, pelayanan organisasi dan ide. Produk juga dapat diartikan sebagai paket
keseluruhan berupa barang dan jasa yang menjadi fokus transaksi antara pemasar
dan target pasar.
2.
Price
Adalah harga
yang ditetapkan yang berhubungan dengan penjualannya. Dalam pemasaran sosial, harga
dapat dihitung dari respons perilaku yang diharapkan, harga psikologis, harga
sosial, dan harga yang dibutuhkan karena waktu dan usaha yang dilakukan.
3.
Place
Adalah tempat
jasa ditawarkan atau tempat untuk mendistribusikan
produk.
4.
Promotion
Adalah alat
utama untuk melakukan komunikasi persuasif dalam memberi kesadaran konsumen
tentang kebutuhannya. Promosi dapat melibatkan iklan, publikasi, kontak
personal, keluarga, kelompok masyarakat, atau lembaga.
5.
Constumer
Constumer adalah
pembeli produk atau penerima jasa dapat berupa individu, keluarga, kelompok
masyarakat, atau lembaga.
Selain 4P, Adrian Payne menambahkan perlunya
orang (people), yaitu elemen esensial yang penting dalam produksi dan
penyelenggaraan pelayanan yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih kompetitif,
dan proses yaitu prosedur, mekanisme rutin ketika pelayanan diselenggarakan
bagi pelanggan.
Suksesnya program pemasaran terutama bergantung
pada derajat perpaduan antara lingkungan eksternal dan kemampuan internal
organisasi. Dengan demikian, pemasaran sebagai suatu proses memadukan dan
khususnya penting dalam konteks pelayanan.
Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi
pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (total customer satisfaction).
Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut
kita inginkan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta
kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk
dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga
yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa
kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas
utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali nienjalankan
manajeman mutu total (Total Quality Mariagement).
2.5 Langkah-langkah Pemasaran Jasa
1.
Memahami konsumen serta
kebutuhan dan keinginannya
a.
Mengumpulkan informasi
1)
Jumlah populasi keseluruhan
2)
Jumlah perempuan belum
nikah
3)
Jumlah perempuan nikah
4)
Jumlah bayi dan balita
5)
Kondisi ekonomi
6)
Kebiasaan mempergunakan
pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi.
b.
Analisa atau menyimpulkan
informasi
1)
Menentukan prioritas target
konsumen yang dituju
2)
Prioritas 1 : target konsumen
utama
3)
Prioritas 2 : target konsumen
utama
c.
Menentukan desain pelayanan
1)
Menerjemahkan kebutuhan target
konsumen utama dan pendukung jenis pelayanan apa yang ditawarkan, buat secara
rinci
2)
Mengidentifikasikan kebutuhan
sumber utama
3)
Persiapan operasional
pelayanan termasuk pemilihan lokasi
2.
Mempromosikan
jasa
Jasa yang
sudah didesain, dipromosikan dengan
menggunakan media.
a.
media promosi sederhana dan
praktis
b.
peran word of mouth sebagai
sarana promosi
3.
Menetapkan tarif
pelayanan
Tarif pelayanan atau harga secara sederhana
dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang ditagihkan terhadap suatn produk
atau jasa. Jumlah tersebut merupakan nilai yang diperlukan konsumen untuk
mafaat karena memiliki barang atau menikmati, menggunakan jasa pelayanan yang
diberikan. Harga merupakan satu-satunya elemen produk yang menghasilkan
pendapatan. Elemen lain mewakili biaya.
4.
Membangun kemitraan dan
kepercayaan konsumen dan masyarakat
Mitra pelayanan adalah semua pihak baik
institusi atau lembaga formal dan non formal maupun perorangan atau individu
yang ada dalam masyarakat yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mendukung
bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada konsumen dan masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Mitra pelayanan tersebut meliputi :
a.
Institusi atau lembaga
pelayanan kesehatan : Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik Dokter dll
b.
Muspida : Camat, Lurah, PKK,
dll
c.
Institusi atau lembaga
keuangan : Koperasi, Bank, Perusahaan pemasok dll
d.
Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM)
e.
Institusi keagamaan dan Institusi
Pendidikan
5.
Membina hubungan dan
mendayaguna potensi pelayanan
Mitra pelayanan bisa sangat berperari penting
untuk mendukung keberhasilan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
mandiri. Bidan dapat memanfaatkan potensi mitra pelayanan untuk membantu
meningkatkan kualitas dan efektifitas pelayanan kebidanan yang diberikan bidan.
6.
Membangun kepercayaan konsumen
dan masyarakat
Titik awal keberhasilan pelayanan kebidanan
sangat ditentukan oleh besarnya kepercayaan yang diberikan konsumen dan masyarakat
terhadap individu bidan sebagai penyedia jasa. Kepercayaan konsumen terbangun
melalui proses pembentukan persepsi konsumen yang memakan waktu panjang
7.
Manajemen pelayanan yang
berfokus pada pelanggan
Inti dari manajemen pelayanan kebidanan adalah
mendayagunakan input yang telali terstandar (Kajian Mandiri Bidan Delima)
melalui alur dan kiat manajemen operasional (yang menunjang asuhan) dan
manajemen asuhan kebidanan. Manajemen yang handal (terstandar) akan
menghasilkan kesejahteraan ibu, bayi dan kepuasan pelanggan serta kepuasan
bidan sebagai pemberi pelayanan.
2.6 Karakteristik pemasaran jasa
kebidanan
Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang spesifik
karena berhadapan langsung dengan individu. Karakteristik pemasaran jasa dalam
pelayanan kesehatan antara lain :
1.
Bersifat sukarela.
Tidak
memaksa klien untuk menggunakan layanan yang ditawarkan. Klien bebas menentukan
pilihan pelayanan.
2.
Kontak secara personal.
Dalam
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan harus melakukan kontak langsung secara
personal dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
3.
Berpacu dengan waktu
Pelayanan
kesehatan harus diberikan dengan segara dengan mempertimbangkan keadaan klien.
4.
Sensitif (terutama kesehatan
reproduksi).
Kesehatan
reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif sehingga klien enggan
berkunjung ke pelayanan kesehatan dan membicarakan masalah reproduksi tersebut.
Sikap yang menghormati privasi klien dan tidak menghakimi dari seorang bidan
akan membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang kita
berikan.
2.7 Pemasaran Jasa dalam Pelayanan
Kebidanan
Pemasaran jasa dalam pelayanan kebidanan
memiliki empat komponen utama, yaitu :
1.
Klien atau Pelanggan
Klien atau pelanggan merupakan
konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki kedudukan sangat penting. Tipe
pelanggan terdiri dari pelanggan perantara, pelaggan konsumen, pelanggan
internal dan pelanggan prospek.
2.
Kompetisi
Melalui keberadaan profesi
lain akan tercipta iklim kompetisi yang apabila dikelola dengan baik, maka akan
memotivasi bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
3.
Jaringan
Jaringan diperlukan untuk
memperluas cakupan pemsaran pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran
kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat berbentuk klinik, pelayanan
dirumah, rujukan, dan perusahaan atau asuransi.
4.
Klinik
Dalam mengelola klinik
diperlukan beberapa pertimbangan yang mencakup kekuatan merek, proses
pelayanan, keunggulan kompetitif, dan tarif pelayanan.
Proses
pemasaran pelayanan terbagi menjadi 3 kelompok :
1.
Internal
Melalui promoi internal,
penawaran kemudahan dan role model.
2.
Interaktif
Melalui rujukan, interaksi
individual dan komunikasi verbal.
3.
Eksternal
a.
Melalui iklan di media massa,
materi promosi dan program khusus.
b.
Setiap usaha pada dasarnya
menawarkan produk tertentu kepada masyarakat sebagai target konsumennya. Konsep
pemasaran modern terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
1)
Mengetahui keinginan calon
pembeli.
2)
Melakukan kegiatan pemasaran
terpadu.
3)
Memperoleh laba dan konsumen.
A. Produk Pelayanan Kebidanan
Produk utama yang ditawarkan dalam profesi bidan
adalah memberikan jasa pelayanan kesehatan khususnya bagi perempuan bagi perempuan
dan anaknya (bayi yang baru dilahirkan). Dalam memberikan jasa pelayanan
diperlukan produk pendukung berupa barang, obat-obatan, alat kesehatan,
perlengkapan, persalinan dan sebagainya sehingga dapat disimpulkan bahwa produk
yang ditawarkan merupakan kombinasi barang dan jasa, dengan jasa sebagai produk
utama dan barang sebagai produk pendukung.
Keberhasilan bidan dalam mengelola usahanya
sangat ditentukan oleh kemampuan meramu dan mengelola kedua jenis produk
tersebut secara efektif. Ragam pelayanan bervariasi sejalan dengan perkembangan
kebutuhan perempuan dan anaknya.
B.
Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan sangat erat
hubungannya dengan wewenang profesi bidan (Kepmenkes RI No.900/SK/VII/2002),
mencakup :
1.
Pelayanan kebidanan
2.
Pelayanan keluarga berencana
3.
Pelayanan kesehatan masyarakat
C. Desain jasa pelayanan BPS
Desain jasa pelayanan yang akan ditawarkan perlu
ditentukan karena beberapa pertimbangan untuk menentukan fokus pada
persiapan :
1.
Persiapan sumber daya
2.
Meletakkan harapan konsumen
secara tepat
3.
Memudahkan mengembangkan jasa
D. Difusi inovasi dan Pemasaran Sosial
Proses penyebarluasan informasi atau material
baru dan satu sumber kepada para penerima yang ada dalam suatu sistem sosial,
dalam konsep sosiologi-antropologi, disebut dengan difusi inovasi. Divusi
inovasi merupakan model penyebarluasan gagasan atau material (teknologi) yang
diperkenalkan oleh Everet M. Rogers. Rogers mengetengahkan cara penyebarluasan
inovasi (misalnya gagasan baru, pendekatan baru, dan strategi baru) melaiui
saluran tertentu (umumnya sistem sosial tradisional-modem) dalam suatu waktu
tertentu kepada sejumlah anggota masyarakat atau komunitas dalam suatu sistem
sosial.
Asumsi dari suatu inovasi adalah, ada jenis-jenis
gagasan tertentu yang perlu diadopsikan kepada anggota-anggota dari suatu
sistem sosial karena mereka sangat rnernbutuhkan informasi tersebut dari para
pemuka pendapat dalam sistem sosial. Sedangkan karakteristik sukses inovasi
terjadi kalau para anggota sistem sosial itu menerima inovasi
tersebut.
Schinke dan Orlandi (1991) mengemukakan bahwa
inovasi itu selalu menghasilkan suatu perubahan melaiui 5 tahap :
a.
Mobilisasi
Aktivas dari pemrakarsa inovasi untuk
menggerakan seluruh unsur yang berkepentingan dalam proses komunikasi
kesehatan. Misalnya, aktivitas untuk menggerakkan para komunikator kesehatan
(penyuluh, pelatih, guru, mentor, dan lain-lain), merancang informasi, memilih
media, mempersiapkan audiens atau kelompok sasaran agar komunikasi rnenjadi
efektif dan efisien.
b.
Adopsi
Aktivitas dari pemrakarsa inovasi untuk
merancang informasi, kemudian dikirimkan melalui pilihan media tertentu, lalu
mengupayakan metode dan strategi penyampaian dan aktivitas reaksi atau respons
dari audiens terhadap informasi dalam bentuk menjadikan informasi itu sebagai
sumber untuk mengubah keadaan audiens.
c.
Implementasi
Aktivitas bersama antara inovator dengan audiens
untuk rnenerapkan gagasan, informasi, teknologi baru di tengah-tengah
audiens.
d.
Pemeliharaan
Aktivitas bersama antara inovator dengan audiens
untuk memelihara kelangsungan penerimaan dan pelaksanaan gagasan, informasi dan
teknologi yang telah diterirna (adopsi)
e.
Evolusi
Aktivitas bersama antara inovator dan audiens
untuk mengimplementasikan dan memelihara seluruh inovasi baru agar inovasi itu
tetap berkesinambungan.
2.8 Peran Pemasaran Dalam
Pelayanan Kebidanan
Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah
untuk :
1.
Menciptakan diferensiasi
Agar dapat
bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yamg diberikan).
Disertifikasi jenis layanan yang disertai dengan peningkatan kemampuan akan
memperluas cakupan klien.
2.
Manajemen kualitas pelayanan
Melalui
proses pemasaran, bidan akan mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan
kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan kepada klien sehingga ia dapat
terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
3.
Meningkatkan produktivitas
Tenaga
kesehatan dituntut untuk memperluas wawasan keilmuannya serta keterampilan
teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
klien.
A. Pemasaran Sosial dan Publikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan dapat dilakukan melalui
beragam kegiatan : kampanye, propaganda, iklan, anjang sana, dan lain-lain.
Setiap kegiatan semacam itu merupakan strategi yang dipilih sedemikian rupa
sehingga dapat memuaskan audiens karena audiens merasa kebutuhan mereka atas
informasi telah terpenuhi. Kebanyakan publikasi kesehatan dilaksanakan melalui
difusi-inovasi. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan model atau strategi
yang dipinjam dari teori belajar sosial (social learning)-Albert Bandura) dan
pemasaran sosial (social marketing-Philip Kotler) (Backer and Rogers,1992)
Contoh, kita ingin mempromosikan gagasan tentang
pencegahan merokok dan pencegahan minum jamu. Untuk itu kita harus terlibat
dalam proses komunikasi yang menghubungkan kita dengan audiens yang ada dalam
sistem sosial. Hal ini karena para perokok dan peminum jamu ada dalam sistem
tersebut, atau mereka “bukan” dalam sistem kita. Dari para perokok dan peminum
jamu itu lali kita akan mengetahui nilai apa yang menjadi rujukan mereka, norma
apa yang mereka ikuti, dan siapa yang mereka ikuti sebagai orang yang
berpengaruh. Dari sinilah kita akan merumuskan informasi kesehatan untuk
menyentuh mereka, mengadakan perubahan atas pikiran dan pandangan mereka, dan
mengubah sikap mereka untuk tidak merokok atau minum jamu. Itulah target
kampanye kita, target agar audiens sasaran tidak minum jamu.
Kadang-kadang kita harus berfikir bahwa kita
tidak bisa mempengaruhi audiens hanya dengan menggunakan satu cara saja karena
hasilnya akan sangat terbatas. Oleh karena itu, kita harus mengadakan penelitian
awal untuk memilih salah satu dari banyak cara mempengaruhi audiens.
William Me Guire (1991) menyusun beberapa tahap
yang harus dilakukan audiens ketika meraka menerima pesan (dan ini perlu
diperhatikan ketika kita menyebarluaskan pesan kepada mereka). Ada
beberapa masalah yang sering ada pada audiens, antara lain :
a.
Berhadapan dengan pesan yang
menerpa mereka
b.
Memperhatikan pesan
c.
Berminat terhadap pesan yang
relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari
d.
Memahami pesan
e.
Menerima pesan demi
pembentukan perilaku dia
f.
Menerima perubahan
g.
Mengingat pesan dan meneruskan
pesan itu kepada orang yang setuju dengan dia
h.
Berfikir lebih maju
i.
Membuat keputusan sebagai
reaksi atas pesan yang dia terima
j.
Memutuskan perilaku tertentu
k.
Menerima pesan sebagai sesuatu
yang positif mendukung perilaku dia yang sudah ada
B. Pemasaran Sosial dan Advokasi Media
Perkernbangan pemasaran kini hampir tidak
mungkin tanpa menggunakan media, karena itu peranan media hampir tidak mungkin
diabaikan begitu saja. Inilah yang disebut sebagai iasa advokasi media.
Advokasi media meliputi kesepahaman dan kerjasama dengan media untuk
membangkitkan perhatian publik terhadap isu atau perilaku yang akan
diadopsikan. Kita akan meminta bantuan media untuk menggambarkan segala sesuatu
rnengenai produk yang man diadopsikan itu secara rinci, misalnya jenis produk
itu, apa keuntungan dan kerugian, bagaimana cara mendapatkan produk itu, dll.
Pada tahap inilah pemasaran sosial berfungsi mempengaruhi perilaku audiens, dan
advokasi media bermanfaat mengirimkan informasi secara berulang kali sebagai
pendamping bagi perubahan audiens.
C. Proses Kerja Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial yang akan dibahas di sini merupakan
konsep yang dipinjam dari pemasaran komersial yang lajim digunakan untuk
menjual produk atau gagasan demi memenuhi kebutuhan publik. Kunci sukses pemasaran sosial (misalnya metode kampanye) terletak pada
pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan bersama "dengan" populasi
sasaran, berarti pula tidak sekedar pelajaran tentang apa yang harus dikerjakan
kepada populasi sasaran. Kata "dengan" menunjukkan bahwa ada
kecenderungan populasi sasaran lebih suka pada perubahan yang dirancang
bersama-sama dengan mereka.
D. Pemasaran Sosial dan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan keterlibatan
seseorang untuk rnelakukan komunikasi informasi tentang kesehatan secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa rnembuat
keputusan yang benar (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Apakah pemasaran sosial
dalam bidang kesehatan dapat menggunakan metode penyuluhan? Kita dapat
memanfaatkan metode dan teknik penyuluhan dalam menyebarluaskan informasi
mengenai kesehatan agar kelompok sasaran dapat memutuskan sikap rnereka
(pendapat, perasaan, dan perilaku tindakan tertentu)
Umumnya, para peminat penyuluhan (pakar dan praktisi
penyuluhan) selalu menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan melalui difusi-inovasi
dengan membagi kategori audiens yang menjadi pangsa penyuluhan sebagai berikut :
a.
Innovators atau kira - kira
2,5% dari penduduk
b.
Orang yang cenderung
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaru dapat dliketahui sebagi early
adopters yang jumlahnya kira-kira 13.5% dari pasar. Mereka adalah konsiimen
baru yang ingin memiliki inovasi pada tingkat rendah terhadap pelayanan
kesehatan baru dengan nilai yang tinggi.
c.
Early majority dan late
majority jumlahnya adalah pasar potensial kira-kira 64% dari semua, dan banyak orang
ada dalam kategori ini.
d.
Laggards adalah orang yang
baru tertarik dengan pelayanan kesehatan yang baru, jumlahnya kira-kira 20%.
2.9 Program Menjaga Mutu
Adalah
proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan,
standar yang ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta menilai hasil yang dicapai guna
menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Jika dilaksanakan dengan baik maka profesi
mandiri bidan suatu bentuk kewirausahaan yang menjanjikan. Demikian juga dalam
pelayanan kebidanan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang
bermutu program menjaga mutu (Quality Asurance Program).
2.10 Sasaran program menjaga mutu
Adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Jika diketahui bahwa pada setiap pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur yang
bersifat pokok yakni unsur masukan (input), proses (process), lingkungan
(environtment), dab keluaran (output)).
a)
Unsur masukan
Semua hal
yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan. Unsur masukan
yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.
b)
Unsur kesehatan
Keadaan di
sekitar yang mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu
institusi kesehatan, keadaan di sekitar yang terpenting adalah kebijakan,
organisasi, dan manajemen.
c)
Unsur proses
Semua yang
dilakukan pada waktu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut
dapat di bedakan atas 2 macam yakni tindakan medis dan tindakan nonmedis.
d)
Unsur keluaran
Menunjukan
pada penampilan (performance)
pelayanan kesehatan. Penampilan di bedakan atas 2 macam : penampilan aspek
medis pelayanan kesehatan dan aspek nonmedis pelayanan asuhan kebidanan.
2.11 Standar Pelayanan Minimal
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, standar
persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan bermutu adalah :
1. Sumber daya manusia ( standar of
person)
2.
Manajeman ( standar of organization and manajemen)
3. Sarana (standar of facility)
A.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah memberikan apa yang
sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menjalankan manajemen mutu total (total quality manajemen).
B.
Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsug terlibat dalam mendapatkan dan mngunakan barang
dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (swastha, dkk, 1997).
Perilaku konsumen mempelajari dimana, dalam
kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu
dengan merek tertentu. Kesemuanya ini sangat
membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijakan pemasaran sebuah
instesi. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan
melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah :
a.
Iniator, adalah individu yang
mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.
b.
Influencer, adalah individu
yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang
diberikan akan dipertimbangkan baik secara disengaja atau tidak.
c.
Decider, adalah yang
memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Apa yang akan di beli dan bagaimana
membelinya.
d.
Buyer, adalah individu yang
melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e.
User, yaitu individu yang
mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor
tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologi, social, dan antropologi.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu
atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang
sangat penting bagi instasi dalam menentukan desain produk, harga, saluran,
distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari
program pemasaran instasi.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalan
sebagai berikut :
1)
Teori Ekonomi Mikro
Teori ini
beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh keouasan maksimal.
Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk yang telah
dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar marginal utility
yang di turunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain.
2)
Teori Psikologi
Teori ini
mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat komplek dalam
menganalisis perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
lansung.
3)
Teori Antropologis
Teori ini
juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang
lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemasaran identik dengan proses perdagangan barang yang diorentasikan
sebagi proses jual beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi
hal yang terlupakan ketika kita membahas tentang penyediaan jasa.
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan
tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara lebih mendalam.Dalam hal
ini pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang
berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan
pada kebutuhan atau minat masyarakat.
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam
penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu
yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu
barang atau jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial.
Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu
bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon pengantin, Pasangan usia subur, wanita
usia menopause dan lanjut usia.
Dari beberapa defenisi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu
kegiatan atau proses tukar menuikar yang dapat memberikan nilai baik bagi
konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan informasi kepada pembaca tentang pemasaran
sosial jasa asuhan kebidanan. Kelompok mengharapkan kepada pembaca untuk dapat
memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
A. Aziz Alimul Hidayat. (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:
EGC.
A. Aziz Alimul Hidayat (2002), Pengantar
Pedidikan Keperawatan, Jakarta: CV. Sagung Selo,
Alfaro Rosalida (2002), Application
of Nursing Procces, A Step By Step Guide, Philadelphia, JB Lippicott
Asri Hidayat, dan Mufdlilah 2008. Catatan
Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press.
Arsinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bart smet. (1994). Psikolog
Kesehatan. PT Grasindo. Jakarta.
Dadang Hawari. (2001). Manajemen
Stress, Cemas & Depresi, FKUI Jakarta.
Julia B. George. (1989). Nursing
theories the Base of Professional Nursing Practise. Third edition. New
Jersey
Kozioner B. (1997). Fundamental of nursing Concep and Procedure, California
Anderson Wesley Publishing co
Le ode Jumadi gattar (1999). Pengantar keperawatan professional, EGC,
Jakarta
Nursalam (2001). Proses dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medica.
Soepardan, Suryani, 2007. Konsep
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Sujianti, dan Susanti, 2009. Buku
Ajar Konsep Kebidanan ”Teori & Aplikasi”. Yogyakarta: Nusa Medika.
0 komentar:
Posting Komentar