KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmatn dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Neonatal “ Ini dapat terselesaikan dengan baik
meskipun banyak kendala dan hambatan yang dihadapi pada saat penulisan makalah
ini.
Sebelumnya kami ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Dosen Pembimbing khususnya mata kuliah Mutu Dalam Pelayanan Kebidanan ,
serta semua pihak yang telah membantu baik dukungan moral maupun dukungan
tenaga selama penyusunan makalah ini.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari kami apabila
makalah ini dapat terpakai sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan
jelas apa yang dibahas di dalamnya.
Kami sadar sepenuhnya bahwa makalah ini banyak memiliki
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan masukkan berupa saran dan kritik yang tentunya positif sifatnya
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Yogyakarta, 01 November 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
COVER
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………… 2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………...… 3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Masa Neonatal………………………………………..……….… 4
1.2 Penanganan
bayi baru lahir………………………………………..……..….. 4
1.3 Tanda-tanda
bayi baru lahir normal…………………………….....……..….. 5
1.4 Perubahan-Perubahan
Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran…..……..…
6
1.5 Penilaian
Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan………….……….……….... 7
1.6 Perawatan
Bayi Sehari-hari………………………………….…….………… 7
1.7 Praktik
Memandikan Bayi……………………………………..…….…….… 8
1.8 Merawat
Tali Pusat……………………………………………..…....…….… 8
1.9
Konsep Inisiasi menyusui dini………………………………..…...…………
8
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Praktik
Memandikan Bayi………………………………………………….. 10
2.2 Merawat
Tali Pusat………………………………………………….……… 10
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan
Teori Bayi Baru Lahir…………………………………….…. 15
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
16
4.2 Saran…………………………………………………………………………
16
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………… 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Masa Neonatal
Bayi baru lahir umur 0 - 4 minggu
sesudah lahir. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan,
mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainya. Berat badan dapat turun sampai 10
% pada minggu pertama kahidupan yang dicapai lagi pada hari ke empat
belas. (FKUI, 2005).
1.2 Penanganan
Bayi Baru Lahir
Menurut Mochtar, Rustam. 1998
1.
Mulai
melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut,
hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.
2.
Jam
lahir dicatat dengan stop-watch.
3.
Lendir
dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari
kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
4.
Tali
pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit
dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
5.
Segera
setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta menggerakkan
tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.
6.
Bayi
dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah,
air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang membersihkannya
dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.
7.
Jangan
lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.
8.
Bayi
ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian dicatat
dalam status.
9.
Perawatan
mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah
Blenorrhoe.
10. Diperiksa juga anus, genetalia
eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada
femosis dan apakah descensus testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara
barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat
fimosis.
1.3 Tanda-Tanda
Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002
1.
Bunyi
jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai
140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
2.
Pernapasan
cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan
cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya
berlangsung 10 sampai 15 menit.
3.
Nilai
apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4.
Berat
badan 2500 gram- 4000 gram.
5.
Panjang
badan lahir 48-52 cm.
6.
Lingkar
kepala 33-35cm.
7.
Lingkar
dada 30-38 cm.
8.
Reflek
isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
9.
Reflek
moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
10.
Grasping
reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi
akan mengengam.
11.
Genatalia
: labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan). Testis sudah
turun di scortum (pada laki-laki).
12.
Eliminasi
: baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium bewarna coklat
kehijauan.
Tabel
Nilai Apgar
Skor
|
0
|
1
|
2
|
1.
Apperence
color/warna kulit
|
Pucat
|
Badan merah,
ektrimitas biru
|
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
|
2.
Pulse/frekuensi
jantung
|
Tidak ada
|
Dibawah 100
|
Di atas 100
|
3.
Grimace/reaksi
terhadap rangsangan
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan
mimik
|
Menangis, batuk
bersin
|
4.
Activity
/ tonus otot
|
Lumpuh
|
Ekstrimitas dalam
fleksi sedikit
|
Gerakan aktif
|
5.
Respiratori/usaha
nafas
|
Tidak ada
|
Lemah, tidak
teratur
|
Menangis kuat
|
1.4 Perubahan-Perubahan
Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran
Menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002
1.
Gangguan
metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali
pusat yang 65 mg/100 ml akan menurun menjadi 50 mg / 100 ml dalam waktu 2
jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam pertama
sesudah lahir di ambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 mg/ 100 ml
Bila hal tersebut tidak terpenuhi,
maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi.
2.
Gangguan
umum
Sesaat sesudah bayi lahir suhu
tubuh akan turun 20 c dalam waktu 15 menit melalui evaporasi, konvensi dan
radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik ( bayi tidak dapat
mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 360 c – 370 c) akan menyebabkan
bayi menderita hipotermi.
3.
Perubahan
System Pernapasan
Pernapasan pada bayi normal terjadi
dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat
aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsangan lainya. Seperti sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan di
luar uterus.
Tekanan rongga dada bayi pada waktu
melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin
normal cukup bulan mengandung 80 sampai 10 ml cairan, kehilangan 1/3 dari
cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara.
Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
4.
Perubahan
System Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru,
tekanan 02 dalam alveoli meningkat, co2 turun sehingga aliran
darah ke paru meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir
ke paru-paru dan duktus arterious menutup. Dengan dipotongnya tali pusat,
aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke
atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru,
tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan.
Ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi
sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
5.
Perubahan
Lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal
dan alat-alat lain mulai berfungsi.
1.5 Penilaian
Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan.
Menurut Saifudin. 2002 semua bayi
baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan / kelainan yang
menunjukan suatu penyakit.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit
apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut.
1.
Sesak
nafas.
2.
Frekuensi
pernapasan 60 kali / menit.
3.
Gerak
retraksi di dada.
4.
Malas
minum.
5.
Panas
atau suhu badan bayi rendah.
6.
Kurang
aktif.
7.
Berat
lahir rendah ( 1500-2500 gram) dengan kesulitan minum.
1.6 Perawatan
Bayi Sehari-hari.
Menurut Prawiroharjo, Sarwono. 2002
1.
Mata
bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi
2.
mata
dan muka sebaiknya diseka dengan air steril. Muka sebaiknya diseka setiap
sesudah minum susu.
3.
Mulut
diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi kandida ( oral trus).
4.
Bila
ditemukan, hendaknya segera diobati dengan larutan gentian violet 1% yang baru
dibuat atau dengan larutan Nystatin yang langsung diteteskan ke mulut bayi.
5.
Kulit,
terutama di lipatan (paha, leher, belakang telingga, ketiak),harus selalu bersih
dan kering.
6.
Tali
pusat, pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari.
Bila tali pusat belum puput maka setiap sesudah mandi tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan dengan betadine atau alcohol 70 %.
7.
Kain
popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing/ tinja. Pantat
bayi dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan. Bila pantat terinfeksi,
sebaiknya air pembersih pantat ditambah dengan zat septik.
8.
Sebelum
tali pusat lepas, debaiknya bayi diseka dengan air bersih
9.
Tapi
karena kepercayaan, adat bayi harus dimandikan sejak lahir, maka sebaiknya ia
dimandikan pada waktu berumur 6 jam.
1.7 Praktik
Memandikan Bayi
Menurut pelatihan Asuhan Persalinan
Normal. 2007, yaitu:
1.
Tunggu
sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi.
2.
Sebelum
memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil ( suhu aksila antara
36,50c – 37,5oc). jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 c,
selimuti kembali tubuh bayi dan tempatkan bersama ibunya. Tunda memandikan bayi
hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu satu jam.
3.
Tunda
untuk memandikan bayi jika bayi mengalami masalah pernapasan .
4.
Pastikan
ruangan hangat.
5.
Mandiakna
bayi secara tepat dengan air bersih dan hangat.
6.
Segera
keringkan bayi dengan handuk bersih dan kering.
7.
Selimuti
tubuh bayi secara longgar. Pastikan kepala bayi diselimuti dengan topi
bayi.
8.
Ibu
dan bayi disatukan ditempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan
bayinya.
1.8 Merawat
Tali Pusat
Menurut Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal. 2007
1.
Jangan
membungkus puting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke putung tali pusat.
2.
Menggoleskan
alkohol atau bethadine (terutama jika memotong tali pusat terjamin DTT atau
steril ) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah / lembab.
3.
Lipat
popok di bawah putung tali pusat.
4.
Jika
putung tali pusat kotor, bersuhkan hati-hati dengan air DTT dan sabun segera
keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
5.
Nasehati
hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
6.
Jika
pangkal tali pusat ( pusat bayi ) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah,
segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir.
1.9 Konsep
Inisiasi menyusui dini
Inisiasi menyusui dini ( IMD )
merupakan program yang sangat gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu atau bukan
menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi
bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakan bayi yang baru lhir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu. IMD
harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara
bayi dan ibu.
Tahapanya adalah setelah bayi
diletakan, dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka
kemungkinan saat pertama kali di dada ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian
berdasarkan bau yang dicium dari tanganya, ini membantu dia menemukan putting
susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu.
Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga
kekebalan bayi dapat bertambah. Dalam IMD ini bayi tidak boleh diberikan
bantuan, bayi dibiarkan menyusu sendiri.
Manfaat inisiasi menyusu dini
(Paramita, rahadian.2008)
Untuk ibu :
1.
Meningkatkan
hubungan khusus ibu dan bayi.
2.
Merangsang
kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan.
3.
Memperbesar
peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa
bayi.
4.
Mengurangi
stess ibu setelah melahirkan.
Untuk
bayi :
1.
Mempertahankan
suhu bayi agar tetap hangat.
2.
Menenangkan
ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung.
3.
Kolonisasi
bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal.
4.
Mengurangi
bayi menanggis sehingga mengurangi stress dan tenaga yang dipakai bayi.
5.
Memungkinkan
bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai menyusu.
6.
Mengatur
tingkat kadar gula dalam darah dan biokimia lain dalam tubuh bayi.
7.
Mempercepat
keluarnya mekonium ( kotoran bayi bewarna hijau agak kehitaman yang pertama
keluar dari bayi karena meminum air ketuban ).
8.
Bayi
akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga menggurangi kesulitan menyusu.
9.
Membantu
perkembangan persarafan bayi ( nervous sistem ).
10.
Memperoleh
kolotrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi.
11.
Mencegah
terlewatnya puncak “ reflek menghisap” pada bayi yang terjadi 20-30 menit
setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, reflek akan berkurang cepat, dan hanya
muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan atau
penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, ketranpilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien(varney, 1997 dalam
Pusdiknakes, 2003).
2.2 Manajemen
kebidanan menurut varney
Manajemen asuhan kebidanan terdiri
dari tujuh langkah yang berurutan, sistematis dan saling
berkesinambungan. Ketujuh langkah yang dirumuskan oleh Varney (1997)
tersebut antara lain :
a. Tahap pengumpulan data dasar
Pada
langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dapat dilakukan dengan cara :
1) Identitas
atau biodata
1.
Nama
bayi
2.
Nama
orang tua
3.
Tanggal
lahir
4.
Jam
lahir
5.
Jenis
kelamin
6.
Alamat
2) Riwayat
kehamilan
1.
G…P…A…
2.
Umur
kehamilan
3.
ANC…kali
di…
4.
Imunisasi
TT…kali
5.
Kenaikan
berat badan…kg
3) Riwayat
penyakit keluarga
1.
Jantung
2.
Hipertensi
3.
Diabetes
melitus
4.
Asthma
5.
Epilepsy
6.
Hepatitis
7.
TBC
8.
Penyakit
Menular Seksual
4) Riwayat
persalinan
1.
Kala
I
2.
Kala
II
3.
DJJ
4.
TBJ
5.
Warna
air ketuban
6.
Kaput
7.
Lahir
jam
8.
Nilai
pagar
5) Pemeriksaan
fisik
1.
Keadaan
umum
2.
Vital
sign
3.
Berat
badan
4.
Panjang
badan
5.
Lingkar
kepala
6.
Lingkar
dada
7.
Pemeriksaan
:Kepala, muka, ubun-ubun, mata, telingga, mulut, hidung,
leher, dada, tali pusat, punggung, ekstrimitas, genetalia dan
anus
6) Reflex
1.
Moro
2.
Rooting
3.
Sucking
4.
Grasping
5.
Walking
6.
Tonic
neck
7) Eliminasi
1.
Miksi
2.
Mekonium
8) Pemeriksaan
penunjang laboratorium
b.
Interpretasi
data
Pada
langkah kedua ini data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga ditemukan masalah utama dan masalah penyerta. Hasil perumusan masalah
merupakan keputusan yang ditegakan oleh bidan yang disebut diagnose
kebidanan. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasikan diagnose kebidanan
berdasarkan data / kondisi terbaru dari pasien yang bersifat gawat daruat (
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada pasien berdasarkan keadaan
sekarang)
c.
Diagnose
potensial
Pada
langkah ini, bidan mengidentifikasi diagnosa potensial berdasarkan diagnose
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, apabila
memungkinkan, maka dilakukan pencegahan, sehingga langkah ini sangat penting
dalam melakukan asuhan yang aman.
d.
Tindakan
segera
Langkah
keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan,
dimana bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk dikonsultasikan
atau ditanggani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
e.
Rencana
tindakan
Menurut Asuhan
Persalinan Normal (APN) tahun 2007, rencana asuhan kepada bayi baru lahir
antara lain :
1)
Lakukan
penilaian selintas.
2)
Keringkan
tubuh bayi .
3)
Setelah
dua menit, jepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat bayi, dorong isi tali
pusat ke arah ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama.
4)
Pegang
tali pusat yang telah dijepit dengan satu tanggan dan lakukan pengguntingan
tali pusat diantara dua klem tersebut.
5)
Ikat
tali pusat dengan benang DTT atau steril.
6)
Lakukan
Inisiasi Menyusu Dini :
a)
Letakkan
bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi dan usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
b)
Selimuti
bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
c)
Biarkan
bayi merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu.
d)
Biarkan
bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit selama satu
jam.
7)
Setelah
satu jam, lakukan pengukuran antropometri bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis dan vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral.
8)
Periksa
kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali per
menit) serta suhu tubuh normal (36,50c -37,50c).
9)
Berikan
Imunisasi Hb1.
10) Lakukan perawatan sehari-hari.
f.
Implementasi
Merupakan
pelaksanaan atas rencana tindakan yang dilaksanakan oleh bidan bersama pasien
dan keluarga secara efisien dan aman.
g.
Evaluasi
Mengevaluasi
keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali penatalaksanaan
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Tahap
evaluasi digunakan untuk mengukur kemajuan dari hasil tindakan yang telah
dilakukan. Semakin banyak hasil dari implementasi dalam evaluasi yang sesuai
dengan criteria merupakan indikasi semakin dekatnya keberhasilan yang
diharapkan.
Dalam
setiap memberikan asuhan kebidanan , kondisi atau keadaan klien harus
senantiasa dipantau dengan menggunakan catatan perkembangan sampai klien
pulang. Dalam catatan perkembangan, metode pendokumentasian yang digunakan
adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Plan). Soap adalah catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis yang terdiri dari empat langkah,
antara lain :
3.1 S (Subjektif)
Apa
yang dikatakan klien tersebut dan atau apa yang dikatakan orang lain atau tim
medis yang sebelumnya mengetahui serta mengamati keadaan klien.
3.2 O (Objektif)
Apa
yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan.
3.3 A (Analisa)
Kesimpulan
dari data-data subjektif dan objektif tersebut.
3.4 P (Plan)
Apa
yang direncanakan dan dilaksanakan dalam pemberian asuhan sesuai keadaan klien
serta mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang telah dilakukan.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan Teori Bayi Baru Lahir
Pada
bab ini akan dibandingkan antara teori yang ada tentang bayi baru lahir dan
manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir di BPS. Dalam pembahasan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir ini, penulis membahas sesuai tahapan kebidanan 7
langkah menurut Varney.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal
dalam memberikan asuhan kebidanan. Pengkajian dibuat secara teliti dan
sistematis untuk menegakan diagnosa, masalah dan kebutuhan. Dalam pengkajian,
data diambil berdasarkan wawancara dengan keluarga, observasi dan
pemeriksaan.
Dari pengkajian di atas, penulis
tidak menggunakan penilaian Apgar Score melainkan hanya mengunakan penilaian
selintas yaitu bayi menangis keras dan bergerak aktif. Penilaian selintas
digunakan agar lebih efektif dan efisien. Bayi menangis kuat menunjukan bahwa
paru-parunya telah bekerja. Dan bayi yang bergerak aktif menunjukan refleknya
baik.
Hasil observasi dan pemeriksaan
bayi Ny.W sesuai dengan teori menurut Prawiroharjo, sarwono. 2002 tentang
tanda-tanda bayi baru lahir normal. Hal ini menunjukan bahwa bayi Ny. W tidak
terjadi kegawatan.
2. Interpretasi
data
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap diagnosa dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar
atas data yang dikumpulkan.
Pada asuhan kebidanan bayi baru
lahir ini dapat dirumuskan diagnose Bayi Tidak ditemukan adanya masalah.
3. Diagnose
potensial
Diagnose tidak ditegakan karena tidak
ada yang menunjukan adanya kegawatan.
4. Tindakan
segera
Tindakan segera tidak dilakukan.
5. Perencanaan
Merencanakan asuhan merupakan
penanganan dari diagnosa, masalah dan kebutuhan yang ada sesuai dengan
data yang diperoleh.
Dalam penanganan bayi baru lahir
terdapat perbedaan antara teori Mochtar, Rustam. 1998 dan asuhan
bayi baru lahir di Bps. Amanah diantaranya yaitu tentang perawatan bayi baru
lahir.
Menurut Asuhan Persalinan Normal
2008, pembersihan lendir pada mulut, hidung, dan mata saat kepala keluar tidak
dilaksanakan lagi karena penghisapan lendir di dalam mulut dapat merusak selaput
lendir hidung dan dapat meningkatkan resiko infeksi pernapasan.
Mengeringkan tubuh bayi tanpa
membersihkan vernik akan membantu menghangatkan tubuh. Sedangkan bau cairan
amnion pada tangan bayi juga membantu bayi mencari putting ibunya yag berbau sama.
Menurut Mochtar, Rustam. 1998 bayi
dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah,
air, ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa segera setelah lahir. Hal ini
berbeda dengan APN 2008 yaitu memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk
mencegah terjadinya hipotermia.
Sedangkan menurut Prawiroharjo,
Sarwono 2002 bila tali pusat belum puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari, maka
setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan dengan
betadin atau alcohol 70 %. Hal ini berbeda dengan penanganan bayi baru lahir
menurut APN 2008, yakni tidak dianjurkan mengoles ataupun menggompres
putung tali pusat dengan betadin iodium atau alcohol 70 %. Karena pengunaan
antiseptik menyebabkan tali pusat semakin lembab.
7. Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melaksanakan
semua rencana asuhan kebidanan dan rencana yang sesuai dengan kebutuhan pada
bayi baru lahir
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari
proses asuhan kebidanan untuk melaksanakan penilaian apakah asuhan kebidanan
telah tercapai keseluruhan, sebagian atau sama sekali
Setelah penulis melaksanakan asuhan
kebidanan bayi baru lahir di atas kemudian diperoleh evaluasi bahwa keseluruhan
rencana asuhan kebidanan telah tercapai.
BAB
IV
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
3.3 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
· Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Edisi 3. Jakarta:
EGC
· Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu
Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.
· Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
· Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi
Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
· Uliyah, Musrifatul. 2006. Ketrampilan
Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
· Varney, H. Et, all. 2007. Buku Ajar
Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar